• Welcome to PETROLAB Services
  • Working Hours : Mon - Fri : 8:00 - 17:00

Author Archives: Petrolab Services

lube mapping

Strategi Terbaik Untuk Lube Mapping

“Data apa saja yang kita perlukan ketika melakukan Pemetaan Pelumasan (Lube Mapping) ? Bagaimana metodologi dan strategi terbaik untuk Lube Mapping ?”

Pemetaan Pelumasan (Lube Mapping) menjadi semakin lazim saat organisasi mulai bertransformasi dari pola perawatan konvensional menuju sistem perawatan dengan basis prosedur. Ini adalah langkah terbaik untuk memastikan semua area yang harus mendapatkan pelumasan, terjaga dengan baik, sekaligus juga meminimalisasi kemungkinan terjadinya kontaminasi silang antar pelumas. Lube Mapping tidak hanya akan membantu pekerja atau teknisi baru dalam mengidentifikasi semua titik pelumasan (lube points) pada peralatan, namun juga memastikan teknisi senior yang berpengalaman pun juga menganalisa titik pelumasan yang sama dengan baik.

Saat memulai pekerjaan Lube Mapping, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan tinjauan (audit) secara mendalam tentang pelumasan pada semua peralatan di fasilitas Anda. Peralatan yang mendapat benefit besar dari kegiatan mapping ini adalah peralatan atau mesin dengan tingkat kompleksitas dan criticality tinggi, yang berarti memiliki titik pelumasan yang cukup banyak. Setelah melalui proses produksi, konstruksi dan instalasi, beberapa titik pelumasan pada peralatan tersebut akan cukup sulit untuk dijangkau. Sehingga proses audit ini menjadi suatu keharusan.

Salah satu data yang penting adalah rekomendasi pelumas dari manufaktur atau OEM. Lakukan review pada rekomendasi yang diberikan oleh manufaktur dan bandingkan dengan pelumas yang digunakan pada fasilitas Anda. Hal ini akan membantu untuk mengkonfirmasi apakah pelumas yang kita gunakan sudah memenuhi spesifikasi peralatan. Contoh kasus ketika menggunakan pelumas sintetis, apakah kompatibel dengan material seal dan sebagainya.

Hal yang tak kalah penting adalah data ukuran bearing, kecepatan mesin, termasuk juga volume pelumas. Data ini bisa dikalkulasi atau bisa kita temukan pada buku manual perawatan dari pihak manufaktur. Selain volume pelumas, Anda juga perlu mengetahui berapa lama frekuensi atau jadwal pelumasan. Ketika menghitung frekuensi ini, pertimbangkan lingkungan pada lokasi peralatan beroperasi. Sebagai contoh, semakin tinggi temperatur lingkungan kerja di sekitar peralatan maka akan semakin sering grease diterapkan.

lube mapping

Lebih lanjut soal Lube Mapping, Anda dapat menggunakan foto atau gambar peralatan. Pada tiap-tiap lokasi titik pelumasan (lube points), Anda bisa memasang gambar atau foto peralatan dilengkapi dengan keterangan volume, frekuensi dan jenis pelumas yang digunakan. Adalah hal yang umum jika foto tersebut dilaminasi dan diletakkan dekat dengan peralatan, sehingga teknisi bisa mengaksesnya secara visual. Hal ini akan sangat membantu teknisi untuk memastikan bahwa mereka telah menyelesaikan pekerjaan pada semua titik pelumasan.

Lube Mapping adalah proses yang membutuhkan waktu, fokus dan usaha yang besar diawal pekerjaan. Setelah mapping selesai, perlu dilakukan evaluasi dan review secara berkala, termasuk pembaharuan ketika ada penggantian jenis pelumas atau modifikasi pada peralatan. Yang perlu diingat adalah tujuan dari mapping ini adalah untuk memudahkan pekerjaan teknisi atau operator di lapangan. Diperlukan ketelitian dalam melaksanakan audit dan mapping. Semakin detail audit yang Anda lakukan, akan semakin baik hasilnya untuk teknisi dan peralatan Anda.

Sumber : www.machinerylubrication.com

gearbox

Air Bukan Sahabat Gearbox

[Bagian 1] Air adalah kontaminan paling merusak kedua dan sering diabaikan sebagai akar penyebab utama kegagalan gearbox. Bagian logam di dalam gearbox akan selalu rentan terhadap karat dan varnish saat ada air. Ketika ada sedikit panas, udara dan air bersama-sama, akan terjadi oksidasi, bilangan asam akan naik dan karat akan mulai terbentuk, menyebabkan banyak masalah lain. Saat aditif dalam oli mulai bekerja secara berlebihan untuk memerangi kontaminasi air, aditif tersebut dikonsumsi dan pada akhirnya habis. Polaritas aditif didefinisikan sebagai gaya tarik alami molekul aditif ke bahan polar lain yang bersentuhan dengan minyak. Bahan polar ini termasuk air, spons, kaca, kotoran, permukaan logam dan pulp kayu. Akibatnya, aditif menumpang pada partikel atau tetesan air. Seiring waktu, oli kehilangan kemampuannya untuk melindungi permukaan logam, terjadi perubahan viskositas dan akhirnya kegagalan akan terjadi.

Mari kita bicara tentang tiga keadaan, atau fase, kontaminasi air yang berbeda, yang mungkin terlihat di dalam reservoir oli gear-box. Fase tersebut adalah air terlarut, air bebas (free water) dan air emulsi. Penting untuk mengetahui berbagai keadaan kontaminasi air dan seperti apa bentuknya untuk tidak hanya menentukan seberapa buruk suatu masalah, tetapi juga untuk mengidentifikasi tindakan apa yang perlu diambil untuk memperbaikinya. Ketika berbicara tentang reservoir gearbox, ketiga kondisi air dapat menyebabkan kerusakan serius. Air bebas dan air emulsi secara khusus adalah keadaan yang paling berbahaya dalam sistem pelumasan apa pun.

gearbox

Air Terlarut (Dissolved Water)
Air yang larut seperti kelembaban di udara. Air atau uap air ada tetapi tersebar di seluruh oli, molekul demi molekul, sehingga hampir tidak mungkin untuk dideteksi dengan mata manusia. Anda dapat memiliki konsentrasi air terlarut yang tinggi tanpa dapat melihatnya dengan mata telanjang. Dengan konsentrasi air terlarut yang tinggi, bisa jadi terlihat kondensasi yang mulai terbentuk. Memiliki konsentrasi air yang tinggi dan menambahkan panas akan membuatnya bereaksi seperti ketika meninggalkan botol air hampir kosong di bawah sinar matahari. Panas menarik uap air keluar dari minyak dalam kabut atau awan dan menempelkan uap air ke dinding bagian dalam reservoir tidak terciprat minyak. Saat tingkat kejenuhan naik, kondensasi terbentuk dan akhirnya membentuk tetesan kondensasi yang menunggu menjadi cukup berat untuk meluncur atau menetes ke dalam minyak. Air terlarut inilah yang menyebabkan bagian yang tidak dilapisi oli mulai berkarat, meningkatkan oksidasi dan kontaminasi lebih lanjut di jalan. Sebagai konsentrasi atau saturasi air terlarut membangun, itu akan berubah menjadi air bebas atau emulsi dengan minyak. Air bebas dan air emulsi dapat terbentuk dalam wadah yang sama.

Air Bebas (Free Water)
Kita semua tahu air dan minyak tidak bercampur dengan baik. Air biasanya lebih berat dari pada minyak dan terkadang akan mengendap di dasar bak. Inilah yang kami sebut sebagai air bebas. Air bebas biasanya dalam konsentrasi tinggi karena kebocoran segel poros atau sumber lain dari masuknya air dari luar. Air bebas juga sulit untuk di identifikasi dalam konsentrasi kecil kecuali kita memiliki jendela atau cara untuk melihat minyak di dalam bak. Jika di identifikasi cukup awal, air bebas adalah bentuk termudah untuk dikeluarkan dari bak atau reservoir. Memasang bottom sediment dan water bowl atau column sight glass pada saluran pembuangan adalah cara yang baik untuk mengawasi kontaminasi air secara konstan. Penumpukan air bebas dapat menyebabkan masalah serius, dengan level oli akhirnya terisi dan meluap atau menyebabkan roda gigi sekarang beroperasi dengan air dan oli yang menyebabkan emulsifikasi. Jika air dibiarkan bercampur di dalam minyak, dapat menyebabkan busa dan menjadi tersuspensi di dalam minyak, mengemulsi dan menyebabkan perubahan viskositas yang serius yang kemudian menghasilkan kondisi critical dan akhirnya kegagalan mesin.

Air Emulsi
Emulsifikasi air/minyak terjadi ketika air bebas dan minyak panas diaduk bersama-sama. Minyak dan air menjadi bercampur, menyebabkan peningkatan viskositas, hilangnya film strength oli, kehilangan aditif dan kegagalan pelumas. Viskositas adalah karakteristik fisik yang paling penting dari minyak. Ketika air bebas dibiarkan menjadi emulsi, viskositas akan naik dan mesin akan mulai bekerja lebih keras, menjadi lebih panas dan bagian-bagian mesin akan gagal. Air emulsi hampir tidak mungkin dilawan dengan penyaringan. Penting untuk menangkap masalah selama fase air bebas untuk mencegah emulsifikasi. Kegagalan karena kontaminasi airmungkin merupakan bencana besar, tetapi mungkin tidak segera. Banyak kegagalan yang disebabkan oleh pelumasan sebenarnya disebabkan oleh kontaminasi air yang berlebihan.

Sumber : Machinery Lubrication – NORIA

laboratorium petrolab

Hasil Analisa Meragukan ? Apakah Anda Sudah Mengisi Data Dengan Benar ?

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses sampling untuk used oil analysis adalah kelengkapan data sample. Setelah sample diambil dari equipment/komponen ke dalam botol sample, data sample harus segera diisi dengan lengkap sebelum dikirim ke laboratorium. Biasanya pada label botol sample sudah terdapat data yang harus diisi dan dilengkapi. Jika data tersebut tidak diisi dengan lengkap atau tidak sesuai, maka dapat berpengaruh terhadap hasil evaluasi atau interpretasi data analisa sample tersebut.

laboratorium petrolab

Berikut ini adalah data minimum yang harus ada dan diisi dengan lengkap pada sample used oil analysis :

Equipment ID/Unit Number, harus ditulis konsisten pada label sample, fungsinya untuk membedakan dengan sample lainnya dan juga untuk membuat data sample tersebut terhubung dengan sample-sample sebelumnya.

Unit Make, Model & Component, setiap sample dari equipment tertentu perlu dicantumkan make/brand pembuat equipment tersebut, jenis modelnya dan komponen apa. Beberapa pembuat equipment mengeluarkan condemning limit untuk analisa used oil analysis, sehingga data ini sangat menentukan limit yang digunakan pada report used oil analysis.

Oil Hours & Service Meter Unit, lama masa pakai oli (oil hours) penting untuk menginterpretasi data hasil analisa, baik itu untuk analisa wear metal untuk melihat wear rate dan juga untuk analisa kondisi dan umur pakai pelumas. Service Meter Unit dapat memberikan informasi terkait umur unit dan memberikan data tambahan untuk menginterpretasi hasil wear metal. Contoh untuk equipment baru yang umurnya di bawah 2.000 jam, ketika didapatkan hasil wear metal tinggi, bisa dianggap normal karena kita tahu masih dalam break-in running period.

Oil Brand, Type & Viscosity Grade, salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan jenis pelumas adalah hanya menulis brand pelumas dan viscosity grade-nya saja. Padahal dalam satu brand pelumas, untuk satu jenis viscosity grade saja biasanya memiliki banyak tipe yang berbeda-beda, seperti jenis base oil atau perbedaan performance standard. Penulisan tipe pelumas yang tidak sesuai atau tidak lengkap akan berpengaruh terhadap baseline untuk penentuan limit pada viscosity, TAN dan TBN. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap hasil analisa FTIR, yang mana pengujian tersebut membandingkan spektrum antara sample used oil dengan new oil reference.

Oil Change Status, adanya keterangan status pelumas ini diganti atau tidak pada saat pengambilan sample, dapat membantu dalam menentukan rekomendasi atau action to be taken dari hasil analisa sample tersebut.

Sampling Date, data tanggal sampling dapat membantu penjadwalan pengambilan sample berikutnya dan memonitor leadtime program used oil analysis.

Selain data minimum di atas, beberapa data tambahan juga dapat ditambahkan agar hasil  analisa dan interpretasi data sample lebih tepat, contohnya : kondisi operasi (extreme temperature, humidity, dll.), data oil treatment dan tanggal pengerjaannya (water removal, offline filtration, varnish removal, oil top up, dll.) atau adanya sesuatu yang tidak biasa pada equipment dan perlu dicatat yang berpengaruh terhadap kondisi pelumas.

kompatibilitas minyak trafo

Kompatibilitas Minyak Transformator

Penambahan minyak transformator diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu, misalnya terkadang saat setelah dilakukannya proses purifikasi, pengecekan internal pada transformator (Internal Inspection), atau saat level minyak pada trafo sudah dibawah batas normal dari level oil indicator pada transformator.

Terdapat hal yang perlu diperhatikan dalam menambahkan (topping up) minyak ke dalam transformator, yaitu minyak yang akan ditambahkan harus kompatibel dengan minyak yang ada di dalam transformator.

Minyak baru yang mempunyai klasifikasi yang sama (sesuai dengan IEC 60296) dengan minyak yang ada di dalam transformator (existing oil) dapat digunakan untuk menambahkan minyak ke dalam transformator. Akan tetapi, apabila minyak baru yang akan ditambahkan ke dalam transformator mempunyai perbedaan spesifikasi dari existing oil maka dibutuhkan uji kompatibilitas terhadap minyak baru tersebut dan minyak existing. Pengujian kompatibilitas minyak dibutuhkan karena jika campuran minyak tersebut tidak kompatibel maka akan berpotensi menghasilkan sludge yang akan mengganggu minyak untuk mendisipasikan panas di dalam transformator dan juga menurunkan kekuatan dielectric dari minyak transformator. Oleh karena itu, harus dipastikan hasil pengujian kompatibilitas minyak dari campuran minyak yang dilakukan adalah kompatibel.

Saat pengujian kompatibilitas, perbandingan campuran minyak, proporsi nya harus seusai dengan yang akan di aplikasikan. Apabila perbandingan antara minyak baru dan minyak existing tidak diketahui, disarankan untuk melakukan pengujian dengan perbandingan 50:50.

Pada pengujian kompatibilitas, campuran minyak dikatakan kompatibel adalah saat nilai-nilai dari pengujian pada campuran minyak tersebut tidak lebih rendah dari nilai-nilai terburuk dari masing-masing minyak. Parameter yang direkomendasikan untuk pengujian kompatibilitas ini (berdasarkan IEC 60422) adalah foaming, oxidation stability, dan corrosive sulphur. PT Petrolab Services dapat membatu untuk melihat karakter kompatibiltas tersebut untuk pengujian foaming dan corrosive suphur.

Setelah diketahui bahwa semua nilai hasil pengujian dari parameter-parameter pengujian kompatibiltas tidak lebih rendah dari nilai terburuk dari masing-masing minyak (minyak existing atau minyak baru), maka dapat dikatakan minyak tersebut kompatibel, tetapi untuk lebih meyakinkan terhadap kesimpulan tersebut disarankan berkonsultasi dengan pihak penyedia minyak tersebut dan pabrikan dari transformator tersebut.

Refferences :

  • IEC 60422, “Mineral Insulating Oils in Electrical Equipment-Supervision and Maintenance Guidance”, 2013.
  • IEC 60296, “Fluids for Electrotechnical Applications-Unised Mineral Insulating oils for  transformers and switchgear”, 2012

biodiesel

Sejarah dan Perjalanan Panjang Biodiesel

Ditemukan dan dikembangkan pada tahun 1893 oleh Dr. Rudolph Diesel, mesin diesel telah menjadi mesin pilihan untuk tenaga, keandalan, dan penghematan bahan bakar yang tinggi, di seluruh dunia. Para peneliti awal bahan bakar minyak nabati termasuk pemerintah Prancis dan Dr. Diesel sendiri, yang membayangkan bahwa minyak nabati murni dapat menggerakkan mesin diesel awal untuk pertanian di daerah terpencil di dunia, di mana minyak bumi tidak tersedia pada saat itu.

Ide ini pun mulai dipamerkan pertama kali di World’s Fair 1900 di Paris, Perancis. Waktu itu sebuah mesin diesel dengan bahan bakar dari minyak kacang tanah memukau pengunjung gelaran yang menampilkan pencapaian negara-negara di dunia. Mesin yang dibangun oleh perusahaan Otto atas sponsor pemerintah Perancis ini rencananya akan dipakai sebagai bahan bakar domestik untuk koloni mereka di Afrika. Rudolf Diesel pun percaya minyak nabati akan jadi pendukung utama konsep tersebut. Ia mulai melakukan riset mendalam mengenai bahan bakar nabati.

Tapi ketika Rudolf Diesel wafat pada 1913, ide ini terbengkalai. Sumber tenaga mesin diesel secara bertahap mulai menggunakan proses destilasi minyak bumi (petroleum diesel). Bahan bakar jenis inilah yang kemudian banyak dipakai dalam pengembangan mesin diesel modern. Kondisi ini membuat minyak nabati tidak bisa langsung dipakai sebagai bahan bakar mesin diesel. Sebab viskositas minyak nabati terbilang lebih tinggi dibandingkan petroleum diesel, sehingga menyulitkan proses pembakaran.

Namun ide ini kembali mendapat titik terang saat ilmuwan Belgia, G. Chavanne yang menemukan teknik transesterifikasi untuk mengubah minyak nabati menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Ester) pada tahun 1937. FAME inilah yang saat ini dipakai menjadi bahan baku pembuatan biodiesel sampai sekarang. Salah satu alasannya karena sifat fisik atau molekulnya yang mirip dengan petroleum diesel. Meski begitu, pengembangan biodiesel mulai dikembangkan serius pada tahun 1970-an, saat isu krisis minyak dunia muncul.

Mesin diesel dikembangkan atas keinginan untuk memperbaiki mesin uap yang tidak efisien, tidak praktis, dan terkadang berbahaya. Mesin diesel bekerja berdasarkan prinsip kompresi pengapian, dimana bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder mesin setelah udara dikompresi ke tekanan dan suhu tinggi. Saat bahan bakar memasuki silinder, ia akan menyala sendiri dan terbakar dengan cepat, memaksa piston kembali ke bawah dan mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanik. Rudolph Diesel, yang dinamai mesin tersebut, memegang paten pertama untuk mesin kompresi pengapian, yang dikeluarkan pada tahun 1893. Diesel dikenal di seluruh dunia karena mesin inovatifnya yang dapat menggunakan berbagai bahan bakar.

Pekerjaan Awal

Mesin diesel awal memiliki sistem injeksi yang kompleks dan dirancang untuk bekerja dengan berbagai bahan bakar, dari minyak tanah hingga debu batu bara. Hanya masalah waktu sebelum seseorang menyadari bahwa, karena kandungan energinya yang tinggi, minyak nabati akan menjadi bahan bakar yang sangat baik. Demonstrasi publik pertama dari bahan bakar diesel berbasis minyak nabati terjadi di Pameran Dunia 1900, ketika pemerintah Prancis menugaskan perusahaan Otto untuk membuat mesin diesel yang dijalankan dengan minyak kacang. Pemerintah Prancis tertarik pada minyak nabati sebagai bahan bakar domestik untuk koloni Afrika mereka. Rudolph Diesel kemudian melakukan pekerjaan ekstensif pada bahan bakar minyak nabati dan menjadi pendukung utama konsep tersebut, percaya bahwa para petani dapat memperoleh keuntungan dari menyediakan bahan bakar mereka sendiri. Namun, dibutuhkan waktu hampir satu abad sebelum gagasan seperti itu menjadi kenyataan yang tersebar luas. Tidak lama setelah kematian Dr. Diesel pada tahun 1913, minyak bumi tersedia secara luas dalam berbagai bentuk, termasuk kelas bahan bakar yang kita kenal sekarang sebagai “bahan bakar diesel”. Dengan tersedianya bahan bakar minyak dan murah, desain mesin diesel diubah agar sesuai dengan sifat bahan bakar solar. Hasilnya adalah mesin yang hemat bahan bakar dan sangat bertenaga. Selama 80 tahun ke depan, mesin diesel akan menjadi standar industri yang membutuhkan tenaga, ekonomi dan keandalan.

Mesin Modern, Bahan Bakar Modern

Karena ketersediaan yang luas dan biaya produksi yang tinggi, bahan bakar berbasis minyak nabati hanya mendapat sedikit perhatian, kecuali pada saat harga minyak tinggi dan kekurangan. Perang Dunia II dan krisis minyak pada tahun 1970-an memperlihatkan minat sementara untuk menggunakan minyak nabati sebagai bahan bakar mesin diesel. Sayangnya, desain mesin diesel yang lebih baru tidak dapat dijalankan dengan minyak nabati tradisional, karena viskositas minyak nabati yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar solar. Diperlukan cara untuk menurunkan viskositas minyak nabati hingga dapat dibakar dengan baik di mesin diesel. Banyak metode telah diusulkan untuk melakukan tugas ini, termasuk pirolisis, pencampuran dengan pelarut, dan bahkan pengemulsi bahan bakar dengan air atau alkohol, tidak ada satupun yang memberikan solusi yang sesuai. Seorang penemu Belgia pada tahun 1937 pertama kali mengusulkan penggunaan transesterifikasi untuk mengubah minyak nabati menjadi alkil ester asam lemak dan menggunakannya sebagai pengganti bahan bakar diesel. Proses transesterifikasi mengubah minyak nabati menjadi tiga molekul yang lebih kecil yang tidak terlalu kental dan mudah terbakar di mesin diesel. Reaksi transesterifikasi adalah dasar produksi biodiesel modern, yang merupakan nama dagang untuk metil ester asam lemak. Pada awal 1980-an, perhatian terhadap lingkungan, ketahanan energi, dan produksi pertanian yang berlebihan sekali lagi membawa penggunaan minyak nabati ke permukaan.

Biodiesel Mendunia

Penelitian di Eropa dan Afrika Selatan seperti yang dilakukan oleh Martin Mittelbach memajukan pengembangan industri bahan bakar biodiesel di awal 1990-an, meskipun di industri AS mulai lebih lambat, karena harga solar minyak bumi yang lebih rendah. Pacific Biodiesel menjadi salah satu pabrik biodiesel pertama di Amerika Serikat pada tahun 1996 yang mendirikan operasi produksi biodiesel untuk mendaur ulang minyak goreng bekas menjadi biodiesel di pulau Maui di Hawaii. Industri biodiesel menjadi nama rumah tangga di A.S. setelah serangan teroris 9/11/2001 mengakibatkan harga minyak tinggi. Pada 2005, produksi biodiesel di seluruh dunia telah mencapai 1,1 miliar galon, dengan sebagian besar bahan bakar diproduksi di Uni Eropa, meskipun proyek biodiesel di seluruh dunia terus meningkat karena kenaikan harga minyak mentah dan kekhawatiran akan pemanasan global.

Masa Depan Bahan Bakar Biodiesel

Karena emisinya yang bersih, kemudahan penggunaan, dan banyak manfaat lainnya, biodiesel dengan cepat menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang tumbuh paling cepat di dunia. Dengan subsidi minimal, biodiesel bersaing dengan biaya solar minyak bumi, dan jutaan pengguna telah menemukan dan menikmati manfaat dari bahan bakar tersebut. Masa depan biodiesel terletak pada kemampuan dunia untuk menghasilkan bahan baku yang dapat diperbarui seperti minyak nabati dan lemak untuk menjaga harga biodiesel agar tetap kompetitif dengan minyak bumi, tanpa mengganti lahan yang diperlukan untuk produksi pangan, atau menghancurkan ekosistem alami dalam prosesnya. Menciptakan biodiesel secara berkelanjutan, akan memungkinkan bahan bakar yang bersih, terbarukan, dan hemat biaya ini untuk membantu meringankan dunia melalui meningkatnya kekurangan minyak bumi, sambil memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.

Sumber : www.biodiesel.com

Open chat
Hello..

Name :
Company :
City/Country :

What can PETROLAB help meet your needs ?